Sunday, December 9, 2012

Pemanasan Global Itu Nyata, Mari Bertindak dari Hal Sederhana untuk Mengatasinya

sumber: 

 "If those who stand to gain from warming use government to protect their interests, the costs of climate change could soar."

Menurut laporan World Bank pada November 2012 (lihat gambar),  kini dunia sedang menuju kepada kenaikan suhu sebesar 4 derajat celcius pada 2100 yang akan mengakibatkan kenaikan permukaan air laut antara setengah meter hingga satu meter di akhir abad ini. Itu berarti mengancam keberadaan kota-kota yang terletak di pinggiran laut, termasuk Jakarta yang memang daratannya sekarang sudah lebih rendah daripada ketinggian permukaan Laut Jawa di utara.  Sementara itu, wilayah-wilayah lain juga akan dihadapkan pada bencana kekeringan, kelaparan, badai-badai yang lebih besar, dan perubahan pola musim hujan. Ini bukan hanya akan mengakibatkan korban jiwa, tapi juga berarti beban ekonomi yang besar pada pemerintah-pemerintah di seluruh dunia.

Badai Super Sandy yang menyerang New York pada Oktober lalu yang mengakibatkan bencana luar biasa pada gangguan listrik dan terhentinya kegiatan ekonomi menggambarakan jelas betapa kerasnya iklim yang tengah kita hadapi, berbeda dengan zaman lalu di mana semuanya masihlah nyaman, aman dan tenang. Kebenaran terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan semua ini memang masih menjadi debat dan ketidakpastian di antara ilmuwan, namun semuanya telah bersuara bulat bahwa sekarang ini dunia sedang menghadapi pemanasan global yang serius dan manusialah yang harus disalahkan.

Sementara itu, Klaus Desmet dari Universidad Carlos III di Madrid bersama dengan Esteban Rossi-Hansberg dari Princeton Unversity dalam makalah kerja NBER terbaru mereka meneliti apakah ada cara untuk mengatasi dampak perubahan iklim ini dengan memindahkan lokasi dari kegiatan perekonomian. Mereka juga mengatakan dalam model mereka bahwa orang-orang akan dengan spontan akan berpindah tempat untuk menyesuaikan dampak perubahan iklim ini. Ada kerugian dan kelebihan yang bisa terjadi dari hal ini, pada skenario terburuk, produktivitas pertanian pangan akan menurun drastis hingga 0 karena orang-orang akan berpindah menuju ke daerah atas bumi (menurut sumber). Perpindahan ini tidak akan berdampak buruk bila terjadi perlahan karena dapat dilakukan adaptasi dan penyesuaian, namun mungkin saja perpindahan ini akan berjalan dengan terlalu cepat dan unpredictable sehingga akhirnya proses adaptasi dan penyesuaian tidak berjalan dengan baik. 



Kini tergantung pada para policymaker untuk bertindak, namun melihat Kyoto Protocol, protokol yang mengatur tentang kewajiban negara-negara di dunia untuk mengurangi emisi karbonnya,  yang kini kembali diperpanjang hingga 2020 dan diprediksi hanya kembali mengurangi emisi karbon dunia sebesar 15% karena banyaknya negara-negara yang terlalu egois dan tidak mau meratifikasi protokol-protokol perubahan iklim apa pun, rasanya pesimis untuk melihat suatu perubahan dan bencana-bencana akibat perubahan iklim ini akan semakin terasa di masa mendatang.

Sekarang, tergantung kita, kitalah yang harus mencoba mengubah perilaku-perilaku kita untuk mengurangi emisi karbon. Dimulai dari cara yang mudah dan sederhana, mari kita mulai berkomitmen untuk menyelamatkan bumi kita. Semoga dengan informasi ini, kita makin peduli untuk mengurangi pemanasan global yang kini makin akut.


Junario Wibawa/ 1601274521
01PCM



No comments:

Post a Comment